Langsung ke konten utama

10 Pendaki Perempuan Menuntaskan Ekspedisi



Ketika perempuan saling menguatkan, dengan saling memotivasi dan memberikan inspirasi, yang muncul kemudian adalah pencapaian tertinggi yang memberikan harapan. Inilah dedikasi sepuluh perempuan pendaki berusia di atas 40 tahun untuk mendukung orang dengan (penyakit) lupus (odapus), yang kebanyakan adalah kaum hawa. Tim E4L (Equatorial Peaks for Lupus) sukses menuntaskan ekspedisi ketiga dengan mendaki puncak dengan salju abadi di Gunung Cayambe (5.790 meter) dan puncak berapi tertinggi di dunia Cotopaxi (5.897 meter), di Ecuador, 16-31 Januari 2011 lalu.

Tepat pada 1 Februari 2011 pukul 19.30, tim E4L mendaratkan kaki kembali di Indonesia. Misi kemanusiaan untuk siar dan penggalangan dana yang didedikasikan kepada odapus ini merupakan bagian akhir dari misi pendakian tiga puncak tertinggi di garis ekuator atau garis khatulistiwa. Puncak yang berhasil dicapai pada ekspedisi sebelumnya adalah Kala Pattar, Nepal (2006), dan Uhuru di Kilimanjaro, Tanzania, Afrika (2009).

Pada pendakian terakhir ini, rupanya terjadi perubahan rute. Sebelumnya direncanakan tim E4L akan mendaki salah satu puncak bersalju di Gunung Chimborazo (6.300 meter). Namun perjalanan ke Chimborazo terpaksa harus dibatalkan. "Banyak longsoran bebatuan di Chimborazo. Salju yang diharapkan masih ada, ternyata sudah menghilang. Medan terlalu sulit, dengan batu dan es, sehingga membutuhkan pendakian yang lebih technical. Tim tidak siap dengan pendakian technical seperti ini," salah satu pendaki, Veronica Moeliono (47), menjelaskan perubahan rute ini, dalam konferensi pers di EMAX Media Center, Plaza Semanggi Jakarta, Selasa (8/2/2011) lalu.

Sebuah bukti kekuatan perempuan
Pendakian yang ditujukan untuk mendukung odapus ini menjadi pembuktian kekuatan perempuan untuk berjuang dan bertahan di tengah kesulitan. Sama seperti penderita lupus yang bertahan dan berjuang untuk hidup dengan penyakitnya, dengan tetap menjalankan berbagai aktivitasnya dengan bantuan pengobatan.

"Tak mudah menjaga komitmen untuk menjalani tahapan persiapan dan bertahan hingga akhirnya menuntaskan ekspedisi. Sangat mudah untuk tergoda, berhenti dan menyerah. Namun motivasi pribadi yang searah dengan tim lebih menguatkan. Motivasi pribadi yang membuat saya lebih kuat adalah pelajaran berjuang untuk bertahan, yang ingin saya tunjukkan kepada anak saya. Selain juga melihat penderita lupus yang tetap bertahan menghadapi sakitnya. Motivasi pribadi dengan role model inilah yang menguatkan," jelas Ami KDM Saragih (46), ketua tim E4L.

Mencapai puncak adalah kewajiban
Rencana yang disiapkan matang nyatanya harus menyerah pada waktu. Tak semua pendaki sukses mencapai puncak gunung sesuai target waktu. "Yang menghambat pendaki dalam mencapai puncak lebih karena dibatasi waktu," jelas Veronica.

Meski begitu, semua pendaki memiliki kekuatan, daya tahan, dan kegigihan yang tinggi untuk menaklukkan gunung setinggi lebih dari 5.000 meter. "Apapun kondisinya misi untuk lupus harus dijalankan. Misi berhasil kalau pendaki sampai ke puncak. Menjalani misi ini bukan sekadar karena suka atau ingin mencapai puncak, tetapi lebih kepada kewajiban mencapai puncak," tutur Veronica, yang mengaku tak sulit menjaga komitmen menjalani pendakian, lantaran ia gemar mendaki sejak masa sekolah tingkat menengah.

Pasang surut motivasi menjalani misi sejak persiapan dirasakan banyak perempuan pendaki. Kata Ami, bahkan banyak perempuan yang gemar mendaki tak sanggup lagi melanjutkan misi sejak masa latihan fisik tiga bulan sebelum pendakian. "Tak banyak perempuan di atas 40 tahun yang masih mau mendaki. Dari 16 orang yang mendaftar, terseleksi menjadi 10 orang. Sejumlah faktor menjadi penyebabnya, salah satunya tak mendapat ijin keluarga," jelas Ami.

Kegigihan 10 perempuan pendaki ini memang sudah teruji sejak latihan fisik di Jakarta dan latihan lapangan di Gunung Pangrango, Bogor. Pelatih fisik 10 perempuan ini juga disiplin menerapkan aturan latihan 3-5 kali seminggu menjelang keberangkatan tim ke Ecuador.

Semangat berjuang dan bertahan inilah yang ingin ditularkan Yayasan Lupus Indonesia (YLI), yang bekerjasama dengan klinik kecantikan kulit Erha dan sponsor lainnya, Eiger, Synergy, dan Tupperware, untuk memberangkatkan 10 pendaki ini. Tentunya terinspirasi dari odapus yang masih tetap kuat bertahan dengan penyakitnya.

"Selain siar dan menggalang dana, berbagai kegiatan YLI juga dilakukan untuk meningkatkan awareness terutama kepada perawat dan dokter umum untuk mengenali gejala lupus dan mendeteksi lebih dini. Pengobatan lupus sifatnya jangka panjang. Jika kondisi semakin berat, obat-obatan semakin mahal. Satu kali pengobatan dengan rawat inap bisa mencapai Rp 80 juta per orang. Penggalangan dana dari ekspedisi ini mengumpulkan uang hampir Rp 50 juta dan akan terus berlanjut hingga akhir tahun. Ini adalah pembuka seluruh kegiatan lupus pada 2011," jelas Anne G Kaliey dari YPI.

Editor : Dini
Source : http://female.kompas.com/read/2011/02/09/16522834/10.pendaki.perempuan.menuntaskan.ekspedisi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Empat Alat Make-up Untuk Tampilan Lebih Romantis

Penampilan cantik akan menunjang keberhasilan Anda saat kencan dengan orang yang spesial. Tampilan romantis akan membuat suasana kencan semakin hangat. Untuk mendapatkannya, Anda harus menyediakan empat alat make-up berikut. Eyeshadow berwarna lembut . Untuk tampilan romantis, pililkah warna make up yang lembut. Untuk make-up mata, gunakan warna pink muda atau putih untuk memberikan kesan mata lebih lebar dan bersinar.   Bibir merekah. Setelah menggunakan lipstick, lanjutkanlah dengan menggunakan lips shimmer agar bibir terlihat lebih indah dan seksi. Selain itu lips shimmer juga akan menjaga kelembaban alami bibir selama kencan. Pipi bersemi. Agar tampilan terlihat lebih segar, jangan lupa sapukan blush on pada pipi Anda. Sesuaikan warnanya dengan kulit wajah. Tapi ingat, jangan terlalu banyak menyapukan blush on, karena hanya akan membuat penampilan Anda tidak natural. Bedak shimmer. Setelah selesai berdandan, gunakan bedak shimmer untuk sentuhan terakhir. Bedak shimmer akan

Tips Kebiasaan Baik dalam Mengelola Uang

Banyak orang membuat rencana untuk mencapai berbagai tujuan penting dalam hidup, termasuk dalam hal finansial. Tapi, tidak sedikit pula yang terjebak dalam pembelanjaan impulsif dan menghambur-hamburkan uang, ketimbang menabung atau menginvestasikannya. Jika Anda termasuk salah satu orang yang memiliki kebiasaan buruk itu, sudah waktunya mengubah hal tersebut. Berikut ini adalah sejumlah tipsnya seperti dikutip situs shine.yahoo.com: Susun anggaran. Banyak orang menjalani hidup tanpa memiliki anggaran keuangannya. Padahal, cara membuatnya terbilang sederhana. Buat grafik dua kolom, dengan kolom kiri untuk mendaftar pendapatan bulanan dan kolom kanan merinci pengeluaran Anda. Buat rincian sebaik mungkin, mulai dari jenis dan jumlah pendapatan dan pengeluaran bulanan. Sertakan pula biaya kartu kredit Anda. Dengan demikian, Anda bisa melihat seberapa banyak belanja penting dan seberapa besar penghasilan Anda dibandingkan dengan pengeluaran. Anda mungkin bahkan dapat menyisihkan s

5 Cara Mengatasi Gangguan Fisik di Kantor

Bekerja seharian di kantor bisa mengganggu fisik Anda. Salah satu penyebabnya adalah furnitur di kantor yang tak mendukung kerja. Staples Inc merilis survei, 86 persen pekerja merasa tak nyaman dengan furnitur kantor, dan 70 persen menyatakan tempat kerjanya tak ergonomis. Tak mengherankan, jika di pengujung hari suasana hati tak menyenangkan karena fisik lelah tak didukung fasilitas kerja yang nyaman seharian. "Fasilitas kantor yang ergonomis bisa mengurangi stres saat kerja, terutama pada mata, leher, punggung, bahu, dan pinggang," kata Carla M Jaspers, terapis di Brooklyn New York. Rasa sakit pada tubuh, lanjut Jaspers, disebabkan saraf yang menegang, sirkulasi darah tak lancar, serta otot dan urat yang lelah. Gangguan fisik ini muncul bukan tanpa sebab. Posisi bekerja yang statis dan postur yang tak benar membuat tubuh tak diberi kesempatan untuk bergerak leluasa dan nyaman. Ada lima gangguan fisik dan cara mengatasi masalah ketidaknyaman saat bekerja di kantor.