Langsung ke konten utama

Gangguan Tidur yang Berisiko Stroke



Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke dokter. Diperkirakan tiap tahun 20%-40% orang dewasa mengalami kesukaran tidur dan 17% diantaranya mengalami masalah serius.

Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Penelitian memperlihatkan bahwa gangguan tidur meningkatkan kejadian berbagai penyakit kardioserebrovaskuler. Hal ini terutama terkait dengan gangguan bernafas saat tidur (sleep disorder breathing), ujar dr Rizaldy Pinzon, Mkes, SpS selaku dokter tim stroke RS Bethesda Yogyakarta, seperti yang dikutip dari detikhealth (link).

  • Gangguan bernafas saat tidur

Ada dua macam pola gangguan nafas saat tidur, yaitu Hypoapnea dan Apnea. Hypoapnea ditandai oleh penyempitan saluran pernafasan 50%-80% selama lebih dari 10 detik dan terjadi penurunan saturasi oksigen lebih dari 3%.

Sementara apnea tidur ditandai oleh penyempitan saluran pernafasan lebih dari 80% selama lebih dari 10 detik dan terjadi penurunan saturasi oksigen lebih dari 3%.

Terdapat tiga jenis sleep apnea yaitu central sleep apnea, upper airway obstructive apnea dan bentuk campuran dari keduanya.

Apnea tidur adalah gangguan pernafasan yang terjadi saat tidur, yang berlangsung selama lebih dari 10 detik. Dikatakan apnea tidur patologis jika penderita mengalami episode apnea sekurang-kurangnya lima kali dalam satu jam atau 30 episode apnea selama semalam. Selama periodik ini gerakan dada dan dinding perut sangat dominan.

Apnea sentral sering terjadi pada usia lanjut, yang ditandai dengan intermiten penurunan kemampuan respirasi akibat penurunan saturasi oksigen. Apnea sentral ditandai oleh terhentinya aliran udara dan usaha pernafasan secara periodik selama tidur, sehingga pergerakan dada dan dinding perut menghilang. Hal ini kemungkinan kerusakan pada batang otak atau hiperkapnia.

Gangguan saluran nafas (upper airway obstructive) pada saat tidur ditandai dengan peningkatan pernafasan selama apnea, peningkatan usaha otot dada dan dinding perut dengan tujuan memaksa udara masuk melalui obstruksi. Gangguan ini semakin berat bila memasuki fase REM. Gangguan saluran nafas ini ditandai dengan nafas megap-megap atau mendengkur pada saat tidur.

Mendengkur ini berlangsung 3-6 kali bersuara kemudian menghilang dan berulang setiap 20-50 detik. Serangan apnea pada saat pasien tidak mendengkur. Akibat hipoksia atau hipercapnea, menyebabkan respirasi lebih aktif yang diaktifkan oleh formasi retikularis dan pusat respirasi medula, dengan akibat pasien terjaga dan respirasi kembali normal secara reflek.

Baik pada sentral atau obstruksi apnea, pasien sering terbangun berulang kali dimalam hari, yang kadang-kadang sulit kembali untuk jatuh tidur. Gangguan ini sering ditandai dengan nyeri kepala atau tidak enak perasaan pada pagi hari. Pada anak-anak sering berhubungan dengan gangguan kongenital saluran nafas. Pada orang dewasa obstruksi saluran nafas septal defek, hipotiroid, atau bradikardi, gangguan jantung, hipertensi, dan stroke.

  • OSA (Obstructive Sleep Apnea) dan stroke

Gangguan tidur obstruktif merupakan salah satu bentuk faktor risiko stroke yang baru. Kajian terkini Drager (2007) menunjukkan ada peningkatan risiko stroke sebesar 2,52 kali pada penderita apnea tidur. Hal ini juga berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi pada penderita OSA.

OSA sering ditemukan pada penderita stroke yang berhasil hidup, sebanyak 63% dari mereka yang bertahan hidup, mengalami gangguan ini. Bukti semakin banyak yang telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara apnea tidur dan stroke.

Kelelahan yang berlebihan di siang hari berhubungan dengan apnea tidur dapat mempengaruhi hasil pemulihan pasca stroke. Kelelahan yang berlebihan disiang hari bisa menurunkan kemampuan dan motivasi penderita stroke untuk terus menjalankan program pemulihan. Sebagai akibatnya, latihan untuk pemulihan tidak dilakukan dengan teratur, terhambatnya pemulihan dan hasilnya akan menjadi lebih memburuk.

Bagaimana penanganannya?

Sebelum mencari diagnosa penyebab suatu gangguan tidur, sebaiknya ditentukan terlebih dahulu jenis danlamanya gangguan tidur (duration of sleep disorder), dengan mengetahui jenis dan lamanya gangguan tidur. Selain untuk membantu mengidentifikasi penyebabnya juga dapat memberikan pengobatan yang adekuat.

Diagnosis gangguan tidur ditegakkan di fasilitas Overnight Laboratory Based Treatment Sleep Study (Complete Polysomnography). Tim medis akan merumuskan tindakan tatalaksana sesuai derajat gangguan tidur, pilihan pasien, status kesehatan secara keseluruhan, dan harapan pasien.


Semoga bermanfaat.


Writer : Merry Wahyuningsih
Source : http://www.wolipop.com/read/2011/03/16/144319/1593249/1135/gangguan-tidur-yang-berisiko-stroke?w992201856

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Sederhana Miliki Bibir Merona Alami

Kaum hawa pada dasarnya akan melakukan apapun untuk dapat memikat perhatian kaum adam, mulai dari merawat wajah sendiri di rumah hingga menyisihkan banyak uang untuk mempercantik diri di salon. Perawatan termasuk bibir agar terlihat merah merona secara alami. "Pada dasarnya, dengan rutin mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan minum banyak air putih, bibir akan terlihat sehat dan tampak merah merona alami. Kalaupun tidak tampak merah, minimal kekenyalan bibir menjadi lebih baik," kata Ilya Kamelia, Skincare & Make Up Specialist The Body Shop Indonesia yang ditemui di acara peluncuran Delipscious di Waroeng Kita, Kem Chicks, Pacific Place, Jakarta, belum lama ini. Ilya menambahkan, sebagian wanita mengeluhkan warna bibir yang menghitam. Penyebabnya ternyata karena kandungan lipstik yang kurang sehat. "Untuk mengembalikan warna merah alaminya, rawat bibir terlebih dulu dengan teknik scrub, dilanjutkan dengan mengoleskan lip butter supaya bibir tampak kenyal, seha...

Perawatan Facial Sesuai Jenis Kulit

Ingin punya kulit wajah mulus, bersih, dan bercahaya? Melakukan perawatan facial secara rutin di salon atau klinik kecantikan bisa menjadi salah satu kuncinya. Tapi, sebelum buru-buru melangkahkan kaki ke salon ada baiknya mengenali terlebih dulu jenis kulit Anda. Sebab, jenis kulit yang berbeda membutuhkan perawatan facial yang berbeda pula. Normal. Pelihara kulit cantik Anda dengan membuatnya tetap segar bercahaya. Lakukan perawatan eksfoliasi kulit yang menggabungkan scrub dengan peeling kimia, diikuti dengan krim pelembap di malam hari. Jika tidak perlu, jangan biarkan facialist Anda memencet keluar komedo dari wajah karena dapat menyebabkan kulit merah dan berbekas. Sensitif. Facial bisa menyebabkan iritasi untuk kulit sensitif. Tetapi, jika Anda ingin menghindari kulit kusam dan tidak bercahaya, mintalah perawatan facial lembut yang disesuaikan tanpa eksfoliasi. Kering dan menua. Jika kulit Anda kering, pilih facial dengan masker pelembap atau perawatan asam hyalunor...

Tiga Cara Ampuh Hindari Uban

Tiga Cara Ampuh Hindari Uban Perubahan warna rambut menjadi abu-abu atau istilahnya uban bisa jadi karena faktor keturunan atau kekurangan nutrisi yang mengurangi produksi melanin. Orang muda pun bisa beruban sebelum memasuki usia paruh baya. Namun Anda bisa mencegahnya dengan cara : Atasi stres Stres bisa menjadi pemicu munculnya uban. Namun mengatasi stres memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tetapi Anda perlu mencari cara mengalahkannya dengan bermeditasi dan olahraga untuk melepas penat. Memakai labu Labu mampu menutrisi akar rambut serta memulihkan pigmen. Rendam labu dalam minyak kelapa selama tiga hari. Kemudian didihkan sampai ramuan meninggalkan residu warna hitam. Pijat ramuan pada kulit kepala, lalu diamkan sebentar setelah itu bilas rambut. Makan makanan kaya protein Pastikan Anda selalu mengonsumsi makanan kaya protein, zat besi, mineral, yodium serta vitamin A dan B. Selamat Mencoba, Semoga bermanfaat. Writer : Annisa Indri Lestari Source : ht...